Batik yang saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai harta milik Indonesia telah dikenal dan dikagumi diseluruh dunia. Mungkin dari Anda belum tau bagaimana sejarah munculnya batik. Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “Amba” yang berati menulis dan “Nitik” yang berarti titik. Dengan kata lain batik memiliki arti menulis atau melukis dengan titik-titik. Pada mulanya sekitar awal abad ke 17, masyarakat Indonesia khususnya Jawa membuat batik di atas daun lontar dan motifnya hanya berputar antara binatang atau tanaman. Namun motif dan media membatik pun mulai berkembang, yang awalnya masyarakat membatik dengan gambar hewan atau tumbuhan di daun lontar pada pertengahan abad 17 mereka sudah mulai membatik dikain mori dengan motif lukisan hewan, tumbuhan, relief candi, awan, dan beberapa motif abstrak. Dengan penggabungan dari corak lukisan dan dekorasi pakaian maka kita mengenal yang namanya Batik Tulis.Pada zaman dahulu motif batik memiliki 1.832 motif seperti Wader Pari, Yoedistira, Wayang Damar Woe, Triloka, Walang Kadak, Tjinden, Srigandi, Sorasari, Peksi Gagak, Parang Sisik, Parang Roesak, Pagersari, Pandan Iris, Nogo Sosro, Bantji Kasoet, dll.
Proses membatik dari dulu hingga sekarang tidak mengalami banyak perubahan. Berikut bahan-bahan yang digunakan untuk membatik :
Bandul terbuat dari timah atau batu yang di dikantongi yang berfungsi untuk menahan kain agar tak tertiup oleh angin.
2. Dingklik
Dingklik atau bangku kecil terbuat dari kayu yang biasa diduduki oleh orang yang sedang membatik.
3. Gawangan
Terbuat dari kayu atau bambu yang kuat yang berbentuk menyerupai jemuran baju pendek. Berfungsi membentangkan kain mori yang akan dibatik dengan canting.
4. Wajan
Terbuat dari logam atau tanah liat, wajan ini berfungsi untuk wadan tempat lilin dicarikan untuk membatik.
5. Anglo/kompor
Kompor ini terbuat dari tanah liat atau logam yang berfungsi untuk memanaskan lilin atau “malam” agar cair. Sebagai bahan bakar untuk api, masyarakat zaman dahulu menggunakan kayu bakar.
6. Kemplongan
Kemplongan merupakan meja pendek dan palu yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meratakan kain mori sebelum dibatik.
Berbentuk seperti kipas sate yang terbuat dari anyanman bambu, tepas ini berfungsi untuk memperbesar api yang disunakan untuk mencairkan lilin/malam.
8. Taplak
Kain kecil yang ditaruh diantara kain mori dan paha. Berfungsi sebagai pelindung paha agar tidak terkena tetesan lilin yang jatuh dari canting.
9. Canting
Canting berfungsi sebagai alat lukis membatik dengan coretan cairan lilin diatas kain mori.Canting terbuat dari logam yang dipadukan dengan kayu atau bambu,bersifat lentur dan ringan. Canting ini memiliki beberapa bentuk dan jenis, bentuk dan jenisnya itu yang nanti akan menentukan nama batik yang dibuat. Besar canting juga terbagi menjadi 3 yaitu kecil, sedang, dan besar. Berikut macam-macam canting:
a. Canting Reng-rengan : canting yang digunakan untuk membuat kerangka gambar. Canting Reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal.
b. Canting Isen : Canting yang digunakan ntuk mengisi polan atau kerangka. Canting Isen memiliki cucuk yang runcing dan memiliki jumlah cucuk 1 atau 2 buah.
Menurut banyaknya cucuk, canting dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Canting Telon : Canting ini memiliki cucuk 3 dengan bentuk segitiga. Kain Batik yang menggunakan Canting telon akan memiliki bekas segitiga yang dibentuk oleh 3 cucuk tersebut.
b. Canting Cecekan : Memiliki cucuk satu dan kecil, dipergunakan untuk membuat titik dan membuat garis-garis kecil.
c. Canting Loron : Memiliki cucuk berjumlah 2 buah dan terletak vertikal atas dan bawah. Digunakan untuk membuat garis rangkap.
Corak dan batik di Indonesia sangatlah banyak, ada yang merupakan corak asli dari zaman nenek-moyang ada juga yang sudah mengalami alkulturasi dari daerah atau bangsa lain. Berikut ini merupakan contoh motif batik yang ada di Indonesia :
1. Batik Betawi
2. Batik Madura
a
3. Batik Yogyakarta
4. Batik Solo
6. Batik Pekalongan
Saat ini pun motif batik sudah bekembang dan mulai modern. Selain itu, batik yang dahulunya merupakan pakaian yang khusus dipakai oleh Raja dan keturunannya, sekarang sudah bisa kita kenakan sehari-hari. Para wisatawan asing pun sangat menyukai menggunakan batik karena menurut mereka batik memiliki energi positif karena motifnya yang beragam dan anggun. Kesenian yang dibuat dengan rasa kesabaran dan ketelitian yang sangat tinggi ini juga telah disulap menjadi barang-barang lain selain makaian seperti sepatu, sandal, topi, tas, hiasan rumah, dll. Batik pun memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan minat pasar yang besar.
0 comments:
Posting Komentar